Alasan di Balik Tercabutnya Nikmat dalam Kehidupan Seseorang

Rezeki merupakan salah satu bentuk nikmat yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap hamba-Nya. Fungsinya adalah untuk mendukung terselenggaranya kehidupan manusia. Dengan rezeki tersebut kita dapat melakukan banyak hal mulai dari beribadah, beraktivitas, bersilaturahmi, hingga bersedekah pada orang yang membutuhkan. Namun, kerap kali kita melihat bahwa tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh bentuk nikmat tersebut.

Beberapa diantara kita cukup kesulitan untuk mendapatkan rezeki bahkan yang hanya digunakan untuk menyambung hidup saja. Sayangnya, tak banyak yang tahu alasan mengapa ada sebagian orang merasakan kesulitan tersebut. Selain merupakan takdir yang telah dituliskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, kesulitan memperoleh rezeki bisa jadi dikarenakan Allah telah mencabut nikmat terhadap hamba-Nya. Sebagaimana Imam lbnul Qayyim rahimahullah pernah berkata,

Tidaklah nikmat itu tercabut melainkan karena ditinggalkannya ketakwaan kepada Allah dan perbuatan buruk kepada manusia.” (Ahkam Ahli Dzimmah 1/88)

Ada banyak alasan mengapa Allah Subhanahu wa Ta’ala mencabut nikmat untuk hamba-Nya. Salah satu diantaranya adalah karena sebuah kesalahan dimana ketakwaan terhadap Allah telah ditinggalkan. Takwa sendiri sejatinya merupakan bentuk dari perasaan takut kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketakwaan dalam hati membantu kita untuk senantiasa patuh dan taat terhadap segala hal yang diperintahkan sekaligus dilarang oleh Allah. Hal ini termasuk juga dengan upaya menjaga diri dari perbuatan dosa.

Ketika ketakwaan terjaga dengan baik dalam hati kita, maka sudah dapat dipastikan bahwa kehidupan kita akan berjalan dengan mudah. Hal ini terjadi karena Allah Maha Mengetahui termasuk juga hati kita yang senantiasa berupaya tunduk dan taat kepada-Nya. Sebaliknya, saat ketakwaan hilang maka segala bentuk rahmat dan kasih sayang Allah pun juga ikut hilang. Akan ada jarak antara kita dan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tentunya dapat membuat kehidupan menjadi lebih sulit dijalankan. Kehilangan ketakwaan pun tidak menjadi satu-satunya alasan dari kesulitan hidup.

Tindak tanduk buruk kita kepada sesama manusia juga mengambil peran penting terhadap berjalannya kehidupan. Ya, perbuatan yang kita lakukan kepada manusia dapat mempengaruhi nikmat dan rezeki. Bagaimana tidak? Saat perbuatan yang kita lakukan menyakiti sesama, maka akan ada rasa yang terluka. Kesedihan dari orang yang terluka ini menjadi penghambat dari turunnya nikmat dan rezeki. Bahkan, tanpa mereka mendoakan keburukan terhadap kita, Allah Subhanahu wa Ta’ala pun telah lebih dulu mengetahui hal buruk yang kita lakukan.

Itulah mengapa, selain hubungan kepada Allah kita juga perlu menata dan menjaga hubungan dengan sesama manusia. Hal ini secara keseluruhan berkaitan erat dengan kehidupan yang kita jalankan. Semakin baik dan positif diri kita maka akan semakin berkah pula segala nikmat dan rezeki yang kita terima. Sebaliknya, semakin kita jauh dari Allah Ta’ala dan juga berperilaku buruk terhadap sesama maka semakin jauh pula kesempatan untuk memperoleh nikmat dan rezeki dari Allah. Jaga selalu ketaqwaan terhadap Allah Ta’ala dan kebaikan perilaku pada sesama manusia.