Menunaikan ibadah puasa selama kurang lebih tiga puluh hari di bulan suci Ramadhan mungkin terasa berat dilakukan. Bagaimana tidak? Kewajiban menahan lapar dan dahaga, terlebih lagi anjuran untuk dapat menahan amarah bukanlah perkara yang mudah untuk ditunaikan. Dibutuhkan kesabaran dan kelapangan hati dalam upaya menuntaskan kewajiban berpuasa yang sesuai dengan aturan yang tepat.
Meskipun demikian, hendaknya umat Islam harus dapat berusaha mewujudkan Ramadhan yang berlandaskan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bukan tanpa alasan, pasalnya ketakwaan membantu diri kita agar lebih mudah menyelesaikan kewajiban berpuasa yang pada dasarnya menawarkan keutamaan luar biasa. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni”, (HR. Bukhari No. 38 dan Muslim no. 760)
Kepada para sahabat dan umatnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan bahwa terdapat keutamaan yang akan diterima oleh orang-orang yang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Keutamaan tersebut adalah ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap berbagai bentuk dosa yang pernah kita lakukan di masa lalu. Hal ini berkaitan erat dengan ungkapan yang sering kita dengar seperti ‘kembali suci’ atau ‘kembali fitri’. Ungkapan tersebut tentunya sering digunakan sebagian besar orang untuk mengucapkan hari Idul Fitri.
Bukan tanpa sebab, pasalnya ‘kembali suci’ mengisyaratkan diampuninya segala macam dosa bagi orang-orang yang berpuasa. Namun, tentu saja kita harus memperhatikan bahwa ampunan Allah tak turun begitu saja. Ibadah puasa yang dijalankan harus berlandaskan pada keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tak hanya itu, puasa yang dijalankan juga sebaiknya ditujukan hanya untuk mengharap pahala dan ridha Allah semata tanpa ada alasan lain di baliknya.
Kepada orang-orang yang menunaikan ibadah puasa sesuai dengan tuntunan ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala mempersiapkan balasan yang sangat utama. Tak sekedar ampunan, pahala yang besar juga menjadi balasan atas kesabaran kita dalam menahan segala godaan yang mampu membatalkan puasa. Selain itu, hendaknya umat Islam juga dianjurkan agar dapat memperbanyak amalan sunnah lainnya. Hal ini dilakukan untuk mempermudah diri kita mewujudkan Ramadhan yang indah dan penuh berkah.