Fakta di Balik Larangan Begadang bagi Umat Islam

Waktu luang adalah satu diantara banyak jenis nikmat yang diterima umat manusia dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bagaimana tidak? Memiliki waktu luang berarti kita telah terbebas dari segala bentuk kewajiban dan tanggung jawab seperti mencari nafkah, mengasuh dan merawat buah hati, mengatur kelompok masyarakat, melayani keperluan publik, dan sebagainya. Oleh karena itu, untuk mensyukuri nikmat tersebut Allah memerintahkan manusia agar dapat memanfaatkannya dengan baik.

Termasuk juga waktu luang yang dimiliki di malam hari selepas waktu Isya, sebaik-baiknya cara yang bisa dilakukan umat Islam khususnya dan manusia pada umumnya adalah bersegera untuk istirahat. Bukan tanpa sebab, pasalnya waktu malam setelah Isya memang ditujukan bagi manusia untuk melepas lelah dari penat mencari nafkah dan berbagai kegiatan yang dilakukan di siang hari. Jika tujuan ini dikesampingkan, maka sejatinya kita telah menentang hikmah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Al-Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata,

Sesungguhnya hikmah dari dibencinya ngobrol setelah isya’ adalah bahwa Allah telah menjadikan malam sebagai waktu untuk beristirahat, yaitu waktu untuk menenangkan diri. Jika seseorang ngobrol pada waktu itu, maka ia telah menjadikan malam seperti siang hari yang merupakan waktu untuk mencari nafkah. Seolah-olah ia bermaksud untuk menentang hikmah Allah yang telah mengatur fungsi masing-masing waktunya.” (Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, 12/138)

Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan waktu siang dan malam lengkap dengan tujuan dan fungsinya masing-masing. Tujuan keduanya berbeda, namun fungsinya sama-sama untuk menyeimbangkan kondisi fisik manusia. Seperti yang dikatakan oleh al-Imam al-Qurthubi rahimahullah bahwa siang adalah waktu untuk beraktivitas seperti mencari nafkah, memperkaya amal, mengatur kepentingan umum, dan sebagainya. Aktivitas sejatinya termasuk dalam bagian kebutuhan manusia.

Dengan senantiasa beraktivitas manusia dapat terus bergerak, berpikir, merencanakan pencapaian, memanfaatkan diri untuk kebaikan yang semuanya bertujuan untuk membantu tubuh manusia tetap aktif dan sehat. Sementara, waktu malam adalah saat yang dihadirkan oleh Allah untuk mengembalikan semangat umat manusia dengan senantiasa beristirahat. Tujuannya adalah agar dapat kembali aktif esok harinya saat beraktivitas.

Namun, seringkali kita menemukan banyak orang yang justru tidak memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Alih-alih beristirahat, waktu malam justru digunakan untuk melakukan kegiatan yang tak bermanfaat. Beberapa orang masih senang untuk mengobrol dengan kerabat, ada pula yang masih berupaya menyelesaikan pekerjaan, bahkan ada juga yang justru begadang tanpa tujuan. Sejatinya, melakukan perkara selain beristirahat di malam hari sama dengan menentang hikmah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Waktu malam bagi umat manusia harus dimanfaatkan untuk beristirahat. Melakukan hal-hal lain tanpa tujuan tertentu dan darurat hanya akan mendatangkan mudharat saja. Bahkan, hal ini sama dengan tidak mensyukuri nikmat yang Allah turunkan berupa waktu untuk rehat. Oleh karenanya, dampak buruk dari begadang akan segera datang entah dalam bentuk gangguan kesehatan atau justru kehidupan yang menjadi tidak teratur.