Perkara yang Harus Dihindari Saat Menguburkan Jasad Orang Shalih

Bukan sekedar nikmat, teman yang shalih juga sejatinya merupakan kunci bagi umat Islam untuk dapat meraih Surga. Bagaimana tidak? Pasalnya berteman dengan orang yang shalih memungkinkan kita untuk memiliki kesempatan menjadi hamba yang lebih bertakwa dan beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini dapat terjadi lantaran orang-orang shalih bisa membawa pengaruh baik dalam kehidupan kita dunia dan akhirat.

Namun, teman yang shalih sesungguhnya juga merupakan manusia biasa. Ia tidak luput dari khilaf juga dosa yang tak disengaja. Oleh karenanya, jangan pernah memperlakukan orang shalih layaknya tuhan atau orang yang patut diagung-agungkan. Terlebih lagi ketika mereka telah lebih dulu dipanggil oleh Yang Maha Kuasa, yang bisa kita lakukan adalah berdoa agar ia diampuni dosa-dosanya lagi dapat mengajak kita ke Surga dengan amal shalih yang dilakukan bersama.

Sayangnya, sebagian kelompok orang ada yang begitu amat mengagungkan orang shalih. Hal ini bahkan membuat mereka menganggap bahwa pemakaman orang shalih sangat keramat. Beberapa lapisan masyarakat pun ada yang mempercayai bahwa kuburan orang shalih dapat dijadikan tempat ibadah, sehingga membuat mereka menyembah-nyembah. Waspada, tindakan ini sejatinya sangat buruk.

Bahkan, orang-orang yang meyakini bahwa orang shalih itu keramat nilainya sangat jelek di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata,

Mereka itu, apabila ada orang yang shalih atau hamba yang shalih meninggal. Mereka membangun di atas kuburannya sebuah tempat ibadah, dan mereka membuat didalamnya gambar-gambar. Dan mereka sejelek-jelek makhluk di sisi Allah.” (Muttafaq Alaih, Bukhari no 434 dan Muslim no 528)

Merupakan suatu keberuntungan bagi kita jika bisa berkawan dengan orang-orang shalih. Bukan tanpa alasan, pasalnya ada peluang kebaikan untuk hidup kita di dunia dan akhirat tatkala mereka berada di dalam ruang lingkup pergaulan kita. Tak sekedar mengingatkan pada kebaikan, hubungan baik dengan orang-orang shalih juga memungkinkan bagi kita untuk bisa memperkaya pahala.

Sayangnya, kurangnya pengetahuan membuat sebagian besar di antara umat manusia masih melakukan kebiasaan yang mengarah pada kemusyrikan. Bahkan, ada pula yang menganggap bahwa orang shalih adalah bagian dari para Nabi yang memiliki keistimewaan. Tidak jarang, mereka suka menitipkan doa atau justru memandang keramat jasad dari para orang shalih.

Ketika hamba yang shalih meninggal dunia, kerabat terdekatnya membangun tempat ibadah atau sesembahan di atas kuburannya. Ada pula yang menambahkan gambar-gambar dan mengaku melakukannya sebagai bentuk penghargaan. Sayangnya, tindakan ini tidak lain tidak bukan adalah bagian dari kemusyrikan. Mereka sudah mengalihkan perhatian dari Allah Ta’ala.

Di sisi Allah, jenis orang-orang seperti ini adalah sejelek-jeleknya makhluk. Bukan tanpa sebab, pasalnya tanpa mereka sadari, Allah telah diduakan. Mengharap kepada jasad adalah tindakan musyrik. Naudzubillah min zalik, jangan sampai kebiasaan ini berlarut. Keberadaan orang shalih hendaknya harus menjadi semangat bagi kita untuk bersama-sama meraih ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.