Baiknya Mukmin, Sedikit Bicara Banyak Beramal

Dalam beberapa kesempatan menuntut ilmu, tentu telah sering kita mendengar tentang kriteria Mukmin yang baik bukan? Ya, kebaikan akhlak adalah perkara utama yang menjadi cerminan dari baiknya seorang Mukmin. Akhlak tersebut harus ditemukan di dalam rumah seorang Mukmin, yakni terhadap istri, anak, dan seluruh keluarganya. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Namun, sejatinya masih terdapat ciri khas lain yang seharusnya dimiliki oleh seorang Mukmin.

Hal ini sebagaimana Imam al-Auza’i rahimahullah berkata,

Sesungguhnya, seorang mukmin itu sedikit berkata dan banyak beramal. Adapun orang munafik, banyak berbicara dan sedikit beramal.” (Siyar A’lamin Nubala, jilid 7, hlm. 125)

Akhlak memang menjadi poin utama yang menentukan nilai kebaikan seseorang. Di antara banyak perilaku yang menunjukkan perkara tersebut, sedikit berkata adalah salah satunya. Hal ini sesuai dengan yang pernah disampaikan oleh Imam al-Auza’i rahimahullah bahwa ciri khas dari Mukmin adalah tidak banyak bicara. Bukan tanpa alasan, pasalnya perkataan yang keluar tanpa adanya pertimbangan kerap kali menimbulkan kekeliruan. Kekeliruan menyebabkan seseorang banyak memborong dosa yang dapat menjerumuskan dirinya pada Neraka.

Tak hanya itu, terlalu banyak bicara biasanya juga sulit menjadi pendengar yang baik karena ia sangat mendominasi percakapan. Bahkan, akan sangat merugikan jika kebiasaan ini dilakukan tanpa adanya latar belakang ilmu yang tepat. Dikhawatirkan bahwa kebiasaan banyak bicara dapat menimbulkan kesesatan. Selain itu, seorang Mukmin juga akan lebih banyak beramal. Amal yang dilakukannya akan terus berkelanjutan tanpa pernah ia timbang-timbang atau disebarkan faktanya pada orang lain dengan tujuan untuk berbagga diri.

Dapat dipahami bahwa mukmin yang baik adalah yang banyak beramal tanpa banyak berbicara. Sebaliknya, jika yang dilakukan adalah banyak bicara namun sedikit beramal maka hal tersebut adalah tanda dari orang munafik. Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat membenci jenis orang ini karena kebiasaannya adalah berpura-pura beriman padahal tidak. Kemunafikan juga merupakan sifat tercela yang banyak menyebabkan fitnah, perpecahan, dan juga ketidakpercayaan. Naudzubillah min zalik semoga kita terhindar dari sifat khas orang munafik.