Keutamaan Memelihara Diri dari Perkara yang Menggugurkan Pahala Amal Saleh

Melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala sekaligus menghindari segala hal yang dilarang-Nya adalah sebagian dari wujud ketaatan kita pada Sang Pencipta. Dua hal tersebut sejatinya merupakan langkah dasar yang menjadi tugas utama dari manusia. Tak sekedar pahala, kepatuhan kita pada aturan yang ditetapkan oleh Allah juga menjadi sebab dari hadirnya keberkahan dan rahmat yang sangat besar. Oleh karenanya, semangat untuk senantiasa memelihara hubungan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala semakin luas dan berkembang di kalangan umat Islam sekarang.

Namun, tentu saja kita semua hanyalah manusia biasa yang banyak khilaf dan salah. Bukan sekedar pelaksanaannya saja, niat untuk beramal saleh pun bisa saja melenceng dari tujuan awalnya. Tak banyak yang menyadari bahwa hal sederhana ini sejatinya dapat memberikan dampak yang sangat buruk terhadap seluruh perbuatan amal yang telah kita lakukan. Oleh karena itu, hal yang utama bukanlah sekedar taat dan patuh pada perintah saja tapi juga mampu menghindari perkara yang dapat menggugurkan nilai pahalanya. Sebagaimana Imam lbnu Qayyim al-Jauziyyah mengatakan,

Yang terpenting bukanlah sekadar melaksanakan ketaatan, tetapi yang terpenting (harus selalu diperhatikan) adalah menjaga amalan tersebut dari hal-hal yang dapat menggugurkannya.”(Uddah ash-Shabirin wa Dzakhirah asy-Syakirin, hlm. 66)

Taat dan tunduk pada setiap perintah dan larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan sesederhananya wujud keimanan kita. Jika hal dasar ini telah tertanam dengan baik dalam hati seseorang, maka kebaikan dari hasilnya pun dapat terlihat dari kehidupan yang dijalankan. Meskipun demikian, pada kenyataannya usaha untuk mempertahankan keimanan tetap harus dilakukan. Tujuannya adalah agar kita tidak mudah terlena sehingga menjerumuskan hidup pada hal-hal yang berbau dosa dan maksiat. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga keimanan dan amalan dari perkara yang menggugurkan pahala dan kebaikannya.

Ada banyak contoh dari perkara yang mampu menggugurkan kebaikan amalan yang kita lakukan. Beberapa di antaranya adalah niat yang menyimpang, kebiasaan berkawan dengan orang yang gemar maksiat, hingga perasaan ujub karena terlalu berbangga terhadap diri sendiri. Seluruh hal tersebut mungkin terdengar sepele. Namun, ketahuilah bahwa perkara-perkara sederhana ini dapat menghadirkan sebab dari gugurnya pahala amalan kita. Oleh karenanya, kita dianjurkan untuk dapat menyeimbangkan diri antara ketaatan dan kekuatan hati untuk menghindari perkara yang mampu menggugurkan pahala kebaikan amalan yang kita kerjakan.

Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan senantiasa menjaga dan memperbaiki niat beribadah. Tetapkan niat hanya untuk meraih ridha Allah Ta’ala. Tak hanya itu, kita juga wajib memilih rekan atau sahabat dalam kehidupan yang dapat mendukung kita untuk terus menjaga ketaatan pada Allah. Terakhir dan tak kalah penting adalah memelihara diri dari berbagai penyakit hati terutama ujub terhadap diri sendiri yang kerap menjadi sebab umum dari tergelincirnya manusia dari ketaatan pada Allah Ta’ala. Semoga dengan segala upaya ini kita memelihara amalan yang telah diperbuat agar mampu memperberat timbangan di akhirat kelak, aamiin yaa robbal alamin.