Kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup menjadi salah satu masalah yang sangat umum dialami oleh manusia. Bagaimana tidak? Keterbatasan penghasilan diyakini sebagai sebab utama dari hal ini. Sayangnya, dalam Islam hal tersebut belum tentu menjadi satu-satunya alasan dari kesulitan hidup yang terjadi. Bukan tanpa sebab, pasalnya banyak di antara kita yang lupa pada hal paling utama di dunia yakni keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai Maha Pemberi Rezeki.
Allah sendiri telah menyatakan dengan jelas bahwa akan ada jalan keluar untuk rezeki yang tersendat. Namun, tentu saja hal tersebut bukanlah sebuah perkara yang bisa didapatkan begitu saja. Pencerahan dari masalah juga datangnya rezeki yang bahkan tak terduga adalah hak bagi orang-orang yang di dunia senantiasa menjaga ketakwaannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini sebagaimana diketahui di dalam al-Qur’an bahwasanya Allah berfirman,
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)
Ayat diatas menjelaskan tentang salah satu sebab dari datangnya rezeki. Kepada umat manusia, khususnya hamba-Nya Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan bahwa ketakwaan adalah kunci utama dari datangnya jalan keluar untuk setiap masalah. Tak hanya itu, hal tersebut juga sebab bagi turunnya rezeki dari cara yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa Allah Maha Besar dan Maha Berkuasa yang mampu melakukan apa saja yang dikehendaki, termasuk juga terhadap nasib manusia.
Kenyataan ini pada akhirnya memberikan penjelasan terhadap nasib orang-orang yang pintu rezekinya tertutup. Tentu saja, hal tersebut berkaitan erat dengan hubungannya bersama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Boleh jadi, rezeki yang tersendat dan terbatas ini terjadi lantaran kita kurang menjaga ketakwaan kepada Allah. Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga ketakwaan? Salah satu perkara mudah yang wajib senantiasa kita jaga adalah menunaikan segala perintah Allah Ta’ala dan menjauhi larangan-Nya.
Ketakwaan juga memiliki makna agar senantiasa memelihara diri dari perkara yang dibenci Allah. Bahkan, kita juga dianjurkan agar selalu mawas diri dan waspada terhadap setiap peluang yang mungkin datang untuk menjerumuskan kita pada dosa dan maksiat. Terakhir dan tak kalah penting, ketakwaan juga merupakan bentuk rasa takut kita akan kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala beserta dalamnya rasa cinta terhadap-Nya. Jika seluruh wujud ketakwaan ini senantiasa dijaga, diyakini bahwa pintu rezeki dapat kembali terbuka luas untuk diri dan hidup kita.