Ada banyak hal yang memengaruhi diri seseorang. Satu di antara yang paling utama adalah koneksi antara hati dan pikiran. Bagaimana tidak? Ke duanya saling terikat satu sama lain sekaligus bekerja sama untuk menghasilkan dampak bagi keadaan tubuh kita baik secara fisik atau pun mental. Ajaibnya, hati dan pikiran memiliki pengaruh yang besar terhadap kondisi tubuh. Jika keduanya buruk maka akan menghasilkan dampak buruk. Sebaliknya, jika keduanya baik tentu juga akan menghasilkan dampak yang baik pula, termasuk juga cara hati dan pikiran kita bekerja untuk memroses kebaikan-kebaikan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bukan tanpa sebab, pasalnya banyak di antara umat manusia yang kurang pandai dalam hal ini sehingga sering kali terjebak dalam sikap kufur nikmat.
Pada kenyataannya, jika kita mampu mengelola dengan baik hati dan pikiran maka seluruh jiwa dan tubuh kita akan senantiasa merasa qanaah. Berkata al Imam lbnu Rajab al Hanbaliy rahimahullahu,
“Barang siapa yang merasa cukup sesuatu yang sedikit dari perkara dunia, dan jiwanya qanaah dengannya, maka sungguh Allah akan memberikan kecukupan baginya. Dan membuatnya merasa kaya, walaupun ia mendapatkan rezeki yang sedikit.” [Majmu,’ Rasail lbnu Rajab (hal. 760)]
Kepandaian dalam mengelola hati dan pikiran memang tidak semua orang mampu melakukannya. Namun, umat Islam dianjurkan untuk senantiasa mencoba. Bukan tanpa sebab, pasalnya hal ini sering kali berkaitan erat dengan kemampuan kita dalam merespons kebaikan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tentu saja, tak banyak yang menyadari betapa Allah Maha Baik. Sayangnya, kebaikan tersebut kerap tak diakui hanya karena rezeki yang kita terima tidak sesuai dengan harapan. Hal ini pada akhirnya membuat manusia menjadi kufur terhadap nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan, akibat merasa tidak puas ada pula yang berusaha mengumpulkan harta melalui jalan yang tidak diridai Allah. Sejatinya, hal ini mampu memicu timbulnya dosa.
Walau pada awalnya terdengar sepele namun kurangnya keahlian dalam mengelola hati dan pikiran justru meningkatkan peluang bagi kita untuk menjadi bagian dari penghuni Neraka. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk dapat senantiasa merasa cukup terhadap segala hal yang telah diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Meski sedikit, namun ketika kita merasa qanaah terhadapnya maka pemberian Allah itu pun akan terasa sangat besar dan bahkan mampu mencukupi segala kebutuhan. Hal ini dapat terjari bukan karena besar kecilnya rezeki, namun kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menghadirkan rasa syukur dalam hati kita sehingga kita senantiasa mudah merasa cukup.