Tanda Allah Sayang pada Kita yang Jarang Disadari Umat Islam

Dalam beberapa kesempatan tentu kita sering melihat kehidupan orang lain yang berlimpahan harta dan kesuksesan. Tanpa kita sadari, hal tersebut membuat kita mulai membanding-bandingkannya dengan kehidupan yang kita miliki. Lantas berakhirlah pemikiran pada pertanyaan yang cukup membuat penasaran. Ya, bagaimana caranya orang-orang di luar sana dapat menikmati kekayaan berlimpah ruah namun menjalani kehidupan yang jauh dari tuntunan syariat? Kita pastinya beranggapan bahwa ia cukup beruntung. Sayangnya, ada satu hal yang tidak kita pahami terkait tujuan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sebenarnya terkait hal ini. Sebagaimana salah satu ungkapan indah yang berbunyi,

Allah memberikan dunia kepada orang-orang yang Dia cintai dan orang-orang yang tidak Dia cintai, dan tidaklah Allah memberikan keimanan kecuali kepada orang-orang yang Dia cintai.” – Al-Adab Al-Mufrod Lil-Bukhari

Pada dasarnya, nikmat duniawi telah menjadi hak setiap manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengatur dan menetapkan besarannya dengan sangat baik dan tepat sasaran. Tidak ada satu pun makhluk di dunia yang tidak mendapatkan nikmat-Nya. Namun, beberapa orang terlihat memiliki lebih dari apa yang dibutuhkan. Sayangnya, hal tersebut tidak sebanding dengan kebaikan hubungannya dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai Maha Pemberi Rezeki. Terkait hal tersebut, sejatinya kita tidak perlu benar-benar iri dan beranggapan bahwa Allah tidak adil. Sebaliknya, orang-orang yang diberikan nikmat duniawi berlimpah namun tanpa keimanan pada Allah Ta’ala dapat dipastikan bahwa ia bukan bagian dari orang yang dicintai oleh Allah.

Hal ini lantaran keimanan hanyalah milik dari manusia-manusia yang amat dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Begitu disayangi dan dirahmati-Nya hingga Allah membatasi datangnya nikmat duniawi kepada orang tersebut. Hal ini sejatinya merupakan cara Allah untuk melindungi hamba tersayang-Nya dari kebutaan akan kekayaan dan kesuksesan. Yang mana dua hal tersebut kerap menjadi alasan di balik jauhnya hubungan mereka dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan, jika tidak mampu menahan diri dari godaan kebanyakan orang yang diberikan kelimpahan nikmat ini justru mudah terjerumus dalam perbuatan maksiat dan dosa.

Oleh karena itu, jangan sampai keterbatasan harta membuat kita menjadi berburuk sangka terhadap Allah. Bukan tanpa sebab, pasalnya harta yang cukup dan dapat memenuhi kebutuhanlah yang merupakan salah satu tanda dari kehidupan yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tetaplah bekerja keras dengan tujuan untuk mencapai manfaat diri sebaik-baiknya selama hidup di dunia. Berkawanlah dengan mereka yang salah yang dapat membawa manfaat baik dalam kehidupan akhirat. Tak hanya itu, bersyukurlah terhadap segala hal yang ditetapkan oleh Allah karena dengan demikianlah Allah menambah nikmat-Nya kepada kita. Jangan lupa tetap jaga keimanan dan ketakwaan dalam dada sebagai kunci utama menjadi golongan yang disayang Allah Subhanahu wa Ta’ala.