Pesan yang Perlu Disampaikan Orang Tua pada Anak yang Gemar Menyakiti Sesama

Kebutuhan pendidikan bagi anak-anak sejatinya bukan sekedar yang berstatus akademik saja. Buah hati kita juga perlu memahami nilai-nilai moral dalam kehidupan. Salah satunya berkaitan erat dengan hubungan antar sesama. Dalam ajaran agama Islam, hal ini dikenal juga dengan sebutan Ukhuwah Islamiyah yang berarti persaudaraan yang diikat oleh tali akidah dan kemanusiaan. Keberadaan hubungan ini membuat setiap orang memiliki hak dan kewajiban terhadap masing-masing. Begitu pula anak-anak, mereka juga perlu memahami pentingnya memenuhi hak dan kewajiban diri sendiri juga orang lain.

Satu di antara banyak contoh kerja sama yang baik dari hak dan kewajiban adalah merasakan keamanan sekaligus memastikan orang lain merasakan hal yang sama. Perkara ini menjadi salah satu contoh paling mudah yang bisa dimengerti oleh buah hati terkait pentingnya membina hubungan yang baik dengan sesama. Bahkan, jika pemahaman ini telah mampu diterapkan oleh seorang anak dalam hidupnya, maka ia akan terbiasa untuk menjaga sikap pada sesama dengan tidak berperilaku semena-mena. Sebaliknya, jika seorang anak masih sulit memahami pentingnya menjaga sikap maka orang tua perlu memberikan penjelasan terkait dampak buruk yang bisa terjadi. AI-Allamah Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata,

Biasanya seseorang yang menyakiti saudaranya sesama muslim akan Allah Ta’ala beri balasan di dunia sebelum pembalasan di akhirat nanti.” (Huquq da’at ilaiha al-Fitrah 42)

Contoh dari ketidakmampuan seorang anak dalam menjaga sikap adalah ketika ia senang menyakiti temannya. Entah dalam bentuk perlakuan jahil, perkataan buruk, atau pun segala tindak tanduk bullying termasuk dalam perilaku yang dapat menyakiti sesama. Jika anak kita melakukan satu di antaranya, maka orang tua wajib memberikan arahan. Pertama, jelaskan jika perilaku tersebut bukanlah ciri dari seorang Muslim. Dalam Islam, umat Muslim dibekali ajaran untuk senantiasa mengasihi dan berbuat baik pada sesama. Hal ini juga termasuk dalam perkara terkait hak serta kewajiban kaum Muslimin. Oleh karenanya dapat dipastikan bahwa menyakiti sesama adalah hal yang bertentangan dengan ajaran-ajaran agama.

Jika dengan langkah ini seorang anak belum dapat mengubah sikapnya, maka tanamkan dalam diri anak bahwa segala hal yang dilakukan kelak akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seperti perkataan AI-Allamah Ibnu Utsaimin rahimahullah di atas, Allah Ta’ala berjanji akan memberikan ganjaran pada orang yang menyakiti sesama. Ganjaran tersebut bahkan dipercepat di dunia tanpa menunggu datangnya hari pembalasan. Ini adalah salah satu tanda bahwa perkara menyakiti orang lain sangat dilarang dalam Islam. Anak-anak perlu memahami hal ini agar mereka mengerti dampak yang akan didapatkan jika mereka tidak mengubah sikapnya terhadap sesama.

Dengan memahami bahwa perilaku menyakiti sesama mampu menimbulkan kerugian bagi orang lain dan diri sendiri, diharapkan agar anak-anak bisa menghentikan perbuatan buruk tersebut. Tak hanya itu, orang tua pun perlu memberikan penjelasan lebih lanjut terkait hal apa yang sebaiknya dilakukan anak-anak bersama dan terhadap temannya. Menebarkan senyum adalah perbuatan paling sederhana yang bisa dilakukan. Senyuman adalah cerminan dari kehangatan. Berikan pula pemahaman tentang kebaikan meminta maaf atas kesalahan. Semoga dengan diawali dari hal ini, anak-anak dapat memberikan kehangatan pada teman sebayanya sehingga mereka mampu membangun dan menumbuhkan hubungan pertemanan yang baik.