Alasan Utama Mengapa Umat Islam Dianjurkan Sahur Sebelum Berpuasa

Puasa di bulan Ramadhan bukan hanya sekedar kewajiban bagi umat Islam. Ibadah tersebut adalah tanda bahwa kita menegakkan keislaman secara lahir batin. Bagaimana tidak? Puasa termasuk dalam salah satu rukun Islam. Melakukannya merupakan bukti ketaatan hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Meski pun demikian, sejatinya terdapat aturan yang sebaiknya ditaati oleh umat Islam terkait pelaksanaan ibadah ini. Sayangnya, tak banyak yang memahami betapa pentingnya perkara ini. Salah satu di antara banyak aturan yang sangat dianjurkan namun terlupakan atau cukup dianggap sepele adalah makan sahur.

Hal ini sebagaimana diketahui dari ‘Amru bin Al ‘Ash dia berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Sesungguhnya perbedaan antara puasa kita dan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” (Sunan An Nasa`i: 2137)

Hadist di atas menjelaskan tentang salah satu aturan ibadah puasa Ramadhan yang kerap dianggap remeh oleh sebagian besar umat Islam. Aturan tersebut adalah makan sahur. Ya, seperti yang kita pahami sejatinya ibadah puasa memang termasuk dalam kategori ibadah yang cukup sulit dilakukan. Bagaimana tidak? Umat Islam diwajibkan menahan lapar, dahaga, dan juga hawa nafsu selama hampir 12 jam. Hal ini bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan oleh orang-orang biasa.

Bukan tanpa sebab, pasalnya saat berpuasa kita harus dapat menahan diri dari segala hal yang membatalkan. Terlebih lagi tatkala memulai puasa dianjurkan untuk makan sahur. Sahur sendiri dilakukan di akhir sepertiga malam. Saat semua orang tengah terlelap, umat Islam yang melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan harus bangun untuk menyantap sahur. Meski sejatinya ini dapat masuk dalam kategori sunah, namun tentu saja ada keberkahan yang bisa kita dapatkan dari hal ini.

Dengan menyantap sahur memungkinkan kita dapat lebih leluasa menjalankan puasa. Setidaknya, tubuh kita telah dipersiapkan asupan sebagai cadangan selama menahan lapar dan dahaga. Bahkan, sahur juga adalah pembeda antara puasa umat Islam dengan kaum-kaum ahli kitab. Agar menyelisihi kebiasaan atau tata cara ibadah mereka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan umatnya untuk santap sahur dan lebih afdal dilakukan di akhir waktu. Mengingat bangun di akhir malam menjadi hal yang sangat menantang, banyak di antara kita yang justru melewatkan sahur.

Tak jarang, ada juga segelintir orang yang mengawali sahur di pertengahan malam. Tentu saja hal ini menyalahi anjuran atau kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sahur di waktu yang ditentukan sejatinya membantu kita untuk tak hanya memeroleh energi dan tenaga saja saat berpuasa tapi juga membantu kita untuk dapat melakukan sholat Subuh dengan tepat waktu. Kebiasaan-kebiasaan inilah yang dapat mendatangkan keberkahan pada ibadah puasa yang kita lakukan. Tentu saja semua pahala hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang berhak membalasnya.