Cara Para Sahabat Mengetahui Waktu Imsak Menurut Kebiasaan Rasulullah

Ramadhan menjadi momentum utama bagi seluruh umat Islam. Tentu saja demi menyambut bulan yang suci ini, akan ada banyak persiapan yang dilakukan. Kebanyakan di antara kita melakukannya agar dapat memaksimalkan pencapaian di bulan Ramadhan. Bagaimana tidak? Allah Subhanahu wa Ta’ala mengobral semua jenis pahala. Maka dari itu, banyak umat Islam yang berlomba-lomba memperkaya diri mereka dengan amalan-amalan saleh. Salah satu di antara upaya yang sebaiknya dilakukan adalah menjaga kualitas ibadah puasa dengan memaksimalkan langkah untuk membuat pahalanya sempurna. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengetahui batas akhir pelaksanaan sahur. Dari Anas dari Zaid bin Tsabit, ia berkata,

Kami pernah bersahur bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam kemudian kami mengerjakan shalat (Subuh)”. Aku (Anas) bertanya kepada Zaid. “Berapa tempo antara keduanya?”. Zaid menjawab, “Sekadar membaca 50 ayat Al-Qur’an”. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim)

Hadist di atas menjelaskan tentang jarak antara waktu terakhir Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam makan sahur dengan mengerjakan shalat Subuh. Umat Islam, terutama di Indonesia memahaminya dengan sebutan imsak. Imsak dimengerti dengan batas akhir makan sahur. Uniknya, kata-kata ‘imsak’ lebih populer di Indonesia. Sementara, umat Islam di negara lain biasanya hanya menerka-nerka batas akhir makan sahur tepat sebelum berkumandangnya adzan Subuh. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar di antara umat Islam di luar Indonesia masih makan sebelum adzan Subuh berkumandang.

Sebaliknya, umat Islam di Indonesia telah terbiasa menghentikan makan sahurnya saat waktu imsak tiba. Sejatinya, tak ada jarak waktu yang benar-benar ditentukan dalam menghentikan makan sahur. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam pun tidak mengatakan hal serupa. Hanya saja, para sahabat memahaminya melalui kebiasaan yang dilakukan beliau selama berpuasa. Hadist di atas memberikan pengertian bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersama salah satu sahabatnya melaksanakan shalat Subuh berjamah sesaat setelah makan sahur. Lantas, sahabat yang lain mempertanyakan jarak waktu yang dibutuhkan beliau untuk melaksanakan shalat Subuh.

Dari sini diketahui bahwa jarak tersebut adalah sama seperti kita membaca lima puluh ayat al-Qur’an dalam tempo yang sedang. Tak hanya itu, jarak ini juga menandakan bahwa sejatinya durasi antara akhir makan sahur dengan adzan Subuh sangatlah dekat. Inilah alasan mengapa umat Islam harus mempersiapkan diri untuk sesegera mungkin menyelesaikan makan sahur mereka. Terutama di Indonesia, waktu imsak merupakan metode yang amat bermanfaat untuk mengingatkan umat Islam batas akhir makan sahur yang dianggap masih sah. Tujuannya adalah agar ibadah puasa dapat berjalan sempurna dan kualitas pahalanya tetap terjaga dengan baik.