Mencari lapangan pekerjaan di tengah pandemi COVID – 19 mungkin bukan lagi hal yang mudah. Pasalnya, kondisi yang serba terbatas justru memungkinkan seseorang kehilangan pekerjaannya. Maka dari itu, tidak jarang banyak orang yang beralih profesi sebagai pedagang. Merujuk kondisi terkini, tentu berdagang bukan lagi dianggap sebagai pekerjaan sampingan.
Agar dapat menjanjikan efek jangka panjang, upaya berdagang haruslah dilakukan dengan seksama. Akan lebih utama jika profesi ini dapat menghadirkan keberkahan dalam hidup kita. Oleh karena itu, penting kiranya jika kita dapat mengikuti anjuran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingat Beliau juga merupakan salah seorang pedagang yang mujur.
Sejatinya ada beberapa hal yang bisa kita tiru dari gaya berjualan Nabi. Yang pertama adalah dengan mengikuti kebiasaannya, yakni jujur, dapat dipercaya, cerdas, dan tentu saja menyampaikan baik buruknya suatu keadaan. Sikap mulia ini dapat memengaruhi kesan pembeli terhadap kita sehingga mereka merasa nyaman dengan kondisi barang dan harga yang ditawarkan.
Tidak hanya itu, dalam berusaha kita juga tetap perlu berdoa. Allah SWT menjadi satu – satunya pemberi rejeki. Dia pula yang mengehendaki siapa saja yang dapat memeroleh rejeki tersebut. Oleh karena itu, kurang lengkap rasanya jika dalam upaya mencari rejeki tidak dibarengi dengan permohonan kemudahan dari Allah SWT. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
“Dan apakah mereka tidak mengetahui bahwa Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasinya (bagi siapa yang Dia kehendaki)? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang beriman.” (QS. Az-Zumar 52)
Selanjutnya, langkah berdagang yang dianjurkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah memenuhi kewajiban zakat. Zakat sejatinya mampu membersihkan harta. Zakat juga merupakan salah satu bentuk perbuatan yang bertujuan untuk mendekatkan diri pada Allah. Menunaikan zakat dapat memungkinkan kita membantu sesama yang juga membutuhkan.