Memelihara hubungan pertemanan dapat dilakukan dengan banyak cara. Selain berupaya agar tidak terputus kontak, memerhatikan gaya komunikasi yang digunakan juga penting dilakukan. Bukan tanpa alasan, pasalnya komunikasi menjadi langkah paling mudah yang bisa dilakukan siapa saja dalam memelihara hubungan agar tetap terjaga. Meski sejatinya mudah, namun kita perlu mengetahui bahwa komunikasi yang baik bukanlah yang semakin dekat lantas semakin mudah berpendapat. Sebaliknya, komunikasi yang baik adalah yang mampu menerapkan adab-adab seperti tips yang disampaikan oleh AI-Hasan al-Bashri berikut,
“Jika engkau duduk bersama kawan, jadilah orang yang lebih bersemangat untuk menjadi pendengar dibandingkan menjadi pembicara. Belajarlah menjadi pendengar yang baik sebagaimana belajar bertutur kata yang baik. Jangan putus/hentikan perkataan siapa pun.” (Makarim al-Akhlaq karya al-Khara’ithi no. 687)
Menurut AI-Hasan al-Bashri ada tiga tips yang bisa dilakukan oleh umat Islam dalam berupaya memelihara hubungan pertemanan dengan komunikasi. Yang pertama, kurangi banyak bicara. Meski bersama dengan teman sebaya, ada baiknya jika kita dapat mulai mencoba mengurangi perkataan yang tidak bermakna. Bukan tanpa sebab, pasalnya kita tidak pernah mengetahui kondisi apa yang sedang dialami oleh orang lain. Jika kita tidak mampu mengontrol cara bicara dikhawatirkan dapat menjadi sebab munculnya salah paham. Maka dari itu, umat Islam dianjurkan untuk dapat mengurangi kebiasaan berkomentar tanpa diminta.
Hal ini juga menandakan bahwa kita dianjurkan juga untuk dapat menjadi pendengar yang baik ketimbang pembicara. Dengan mendengar berarti kita tengah menerima informasi. Walau kita tidak pernah tahu apakah informasi tersebut disertai dengan fakta yang benar atau tidak, namun dengan tetap mendengarkan sejatinya kita tengah berupaya untuk meminimalisir terjadinya konflik yang tak diinginkan akibat salah paham atau fitnah. Terakhir dan tak kalah penting, dalam berupaya menjaga hubungan sebaiknya kita tidak mudah memotong perkataan orang lain. Hal ini juga menandakan bahwa kita menghargai pendapat orang lain meski sejatinya tidak sepenuhnya setuju.
Orang lain pun akan merasa nyaman jika pembicaraannya didengarkan dengan saksama. Bahkan kita juga dapat menunda komentar hingga ia menyudahi pembicaraannya atau tidak akan berkomentar jika tidak diminta. Hal ini menandakan bahwa kita berusaha menghargai pendapat mereka. Ketiga hal ini mungkin tidak mudah dilakukan dalam beberapa kondisi. Namun, jika kita melakukannya dengan tujuan baik diharapkan agar Allah Subhanahu wa Ta’ala dapat membalasnya dengan senantiasa melindungi hubungan kita dengan orang lain agar jauh dari prasangka dan fitnah. Dengan demikian, hubungan harmonis yang terjalin dengan teman dapat tercapai lebih mudah.