Umat Islam tak sekedar dihadapkan pada kewajiban ibadah saja. Untuk melengkapi kebaikan yang dihasilkan, kaum Muslimin dan Muslimat dianjurkan agar dapat memperkaya diri dengan berbagai amal ma’ruf. Tentu saja, terdapat banyak pilihan yang bisa kita lakukan terkait hal tersebut. Namun, kebanyakan diantara kita hanya fokus pada amalan yang menghasilkan pahala bagi diri pribadi semata.
Pada kenyataannya, amal adalah perbuatan yang sejatinya bisa menghasilkan manfaat terutama bagi orang lain. Sayangnya, seringkali amalan tersebut terhalang dari beberapa kondisi. Bahkan, ada beberapa jenis amalan yang sejatinya cukup berat dilaksanakan tapi mampu memberikan kebaikan yang sangat besar bagi diri kita dan orang lain. Sebagaimana Imam Syafi’i rahimahullah pernah berkata,
“Amal yang paling berat itu ada tiga, dermawan ketika susah, wara’ saat sendiri, dan mengatakan kebenaran di hadapan orang yang ditakuti.” (Shifah ash-Shafwah, jilid 2, hlm. 167)
Sejatinya, pahala dan kebaikan tidak hanya bisa didapatkan dari menunaikan ibadah wajib saja. Amalan-amalan sunnah, termasuk juga perbuatan baik dapat menjadi sebab dari beratnya timbangan amal kita di akhirat kelak. Namun, tak banyak yang menyadari bahwa beberapa jenis sikap yang kita terapkan ternyata termasuk juga dalam jenis amalan yang dianjurkan. Sayangnya, amalan ini terbilang berat sehingga tak banyak yang mampu melakukannya.
Salah satu diantaranya adalah menjadi dermawan meski kita sedang susah. Perkara finansial memang merupakan hal yang sensitif dibahas mengingat siapa saja membutuhkan materi untuk dapat bertahan hidup. Tapi, ada sebagian orang yang sangat kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya. Umat Islam dianjurkan agar dapat berbagi rezeki pada jenis orang-orang ini. Bahkan, kebaikannya pun semakin utama terlebih lagi jika kita dapat berbagi dalam saat sulit yang kita alami.
Tak hanya itu, amalan yang juga terbilang berat dilakukan adalah wara’ saat sendiri. Wara’ mengandung arti sebagai upaya untuk menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan maksiat. Saat sedang sendiri dan tak ada siapa pun yang berada di samping kita, kesempatan untuk bermaksiat sangat besar. Tak sedikit orang yang terjerumus dalam perkara buruk ini. Namun, bagi mereka yang senantiasa berusaha untuk tetap takwa dan menjaga keimanan meski tengah sendiri, Allah menyediakan pahala yang besar.
Terakhir dan tak kalah penting, mengatakan kebenaran pada orang yang ditakuti menjadi amalan terakhir yang cukup berat dilakukan. Bukan tanpa sebab, pasalnya orang yang kita takuti biasanya adalah mereka yang punya wewenang, kekuasaan, dan hak lebih. Ketika kita mampu untuk menyatakan kebenaran di hadapan mereka yang mungkin telah melakukan apa saja untuk menutupinya, maka kita termasuk dalam jenis orang jujur dan beriman. Meski ada resiko di balik hal tersebut, keimanan kita nyatanya lebih besar dari rasa takut kita terhadap orang tersebut. Atas dasar inilah, Allah Subhanahu wa Ta’ala mendatangkan kebaikan dalam hidup kita.