Menunaikan ibadah wajib mungkin merupakan bagian dari tugas umat Islam. Hal ini pada dasarnya mencerminkan bagaimana ketakwaan terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa dibangun dan dijaga. Namun, hubungan kita pada Allah sejatinya lebih dekat dari sekedar menjalani kewajiban semata. Ada banyak hal yang menentukan kedekatan hamba terhadap Rabb-nya.
Selain ibadah, akhlak manusia juga menentukan bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatur perasaan-Nya terhadap kita. Tak banyak yang mau memahami bahwasanya ada hal-hal yang disukai dan juga dibenci oleh Allah terhadap manusia. Hal-hal yang disukai Allah Ta’ala sudah pasti akan membawa kebaikan bagi kita. Lantas, bagaimana dengan hal yang dibenci Allah?
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Dan Dia pun membenci tiga hal bagi kalian, menceritakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya, banyak bertanya, dan membuang-buang harta.” (HR. Muslim no. 1715)
Kepada para sahabat dan umatnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan bahwasanya ada tiga hal yang sangat dibenci Allah Subhanahu wa Ta’ala dari umat manusia. Salah satunya adalah kebiasaan menceritakan berita yang tidak jelas sumbernya. Hal ini dianggap sebagai aksi penyebaran fitnah karena telah menceritakan hal yang belum diketahui pasti kebenarannya.
Tak hanya itu, Allah juga membenci sikap manusia yang suka bertanya tanpa tujuan untuk mencari kebenaran. Biasanya pertanyaan tersebut dilontarkan hanya untuk menimbulkan kesulitan bagi yang menerimanya. Sejatinya pertanyaan seperti ini adalah hal yang sia-sia. Oleh karenanya, pertanyaan yang berlebihan dibenci Allah karena dapat membuat kewajiban jadi lebih berat.
Terakhir dan tak kalah penting, Allah juga membenci orang-orang yang membuang-buang harta. Perbuatan ini sejatinya merupakan cerminan dari sikap boros atau foya-foya. Selain bagian dari sifat sombong, boros atau foya-foya juga tanda dari kufur terhadap nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Terhadap nikmat Allah, umat Islam harus mensyukurinya dengan senantiasa tidak berlebihan.
Seluruh hal ini adalah perkara yang dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap manusia. Oleh karenanya, kita dianjurkan agar tidak menjadikan perbuatan tersebut sebagai bagian dari kebiasaan dalam hidup kita. Jika kita dapat menjaga diri dari perkara yang Allah benci, diharapkan agar Allah pun dapat senantiasa memelihara hidup kita dari berbagai kesulitan dan kesusahan.