Kesehatan, keamanan, dan juga harta benda berlimpah mungkin saja menjadi beberapa hal yang sangat bernilai di dunia. Bagaimana tidak? Hidup dengan jiwa dan raga yang prima dengan perasaan aman dan nyaman merupakan keinginan setiap orang. Terlebih lagi, jika keadaan tersebut dilengkapi dengan kepemilikan harta benda yang berlimpah, tentu tidak lagi ada alasan bagi kita untuk bermuram durja. Sayangnya, tak semua orang mampu mensyukuri beragam nikmat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala beri. Kebiasaan atau sikap buruk yang dipelihara sering kali menjadi tanda dari kurangnya rasa syukur seseorang terhadap nikmat tersebut.
Yang lebih membahayakan, sikap-sikap buruk ini bisa jadi alasan timbulnya kebencian Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
“… Allah juga membenci orang yang banyak bicara, banyak pertanyaan dan menyia-nyiakan harta.” (HR. Bukhari)
Hadist di atas menjelaskan tentang tiga perkara yang mampu menimbulkan kebencian Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di antara banyak sikap atau kebiasaan manusia, banyak bicara termasuk dalam hal yang tidak disenangi oleh Allah. Bukan tanpa sebab, pasalnya kebiasaan banyak bicara mampu mendatangkan peluang untuk menimbulkan kesalah pahaman dengan orang lain. Ya, orang yang banyak bicara biasanya akan mencoba untuk menjadi pihak yang memulai komunikasi. Tak hanya itu, ia juga tak segan untuk mengemukakan pendapat meski sejatinya tidak tepat. Kadang kala, dia juga enggan memberikan kesempatan orang lain untuk berbicara.
Orang seperti ini amat dibenci oleh Allah karena bisa saja menimbulkan fitnah dan gibah dari pembicaraan yang dibuatnya. Tak sampai di situ, kebencian Allah bahkan dapat menjadi lebih besar jika orang tersebut pun memiliki kebiasaan melontarkan banyak pertanyaan. Pertanyaan mungkin dapat menjadi cara yang bisa kita pergunakan untuk memahami sesuatu yang keliru. Namun, jika hal ini dilakukan terus tanpa ada bobot di dalam pertanyaan tersebut tentu akan menjadi sia-sia dan mungkin saja dapat mengganggu orang lain. Maka dari itu, perlu diperhatikan bahwa komunikasi pun memiliki aturan tersendiri agar tidak mendatangkan kerugian bagi orang lain.
Hal terakhir yang juga dapat mendatangkan kebencian Allah Ta’ala adalah menyia-nyiakan harta. Terkait hal ini, umat Islam perlu memahami bahwa sejatinya Allah Maha Pemberi rezeki. Setiap rezeki yang kita terima adalah bentuk rahmat Allah. Hal ini juga berarti bahwa Allah telah memercayakan diri kita untuk mengelola harta tersebut agar dapat dimanfaatkan di jalan Allah. Tak hanya itu, Allah juga menitipkan bagian harta orang lain kepada kita. Maka dari itu, hendaknya harta ini tidak boleh disia-siakan. Selain dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarga, harta harus dipergunakan untuk memperkaya pahala amal melalui sedekah, wakaf, dan juga jihad di jalan Allah.