3 Hal Sepele yang Membuat Nilai Shalat Tidak Sempurna

Tanda dari tegaknya keislaman dalam diri seorang Mukmin adalah kualitas shalat fardu yang terjaga. Kualitas ini tak sekedar dinilai dari seberapa taat ia menunaikan kewajiban tapi juga setepat apa waktu pelaksanaannya. Bukan tanpa alasan, pasalnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan sahabat dan umatnya untuk dapat senantiasa menunaikan shalat sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Hal ini menandakan bahwa sebaiknya shalat fardu harus dilaksanakan tepat pada waktu tersebut atau diupayakan di awal waktu.

Meski pun demikian, sering kali manusia tidak bisa memprediksi seperti apa aktivitas sehari-harinya berjalan. Ada kala padat merayap, ada pula saatnya bagi kita memiliki waktu luang. Hal ini memungkinkan kita untuk mendapatkan kelonggaran demi melaksanakan shalat di awal waktu. Namun, tak banyak yang tahu bahwa sejatinya di balik anjuran pelaksanaan shalat tepat waktu ada pula beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian. Hal tersebut terkait perkara-perkara sepele yang tanpa disadari dapat membuat shalat fardu tidak sempurna.

Sebagaimana diketahui dari Aisyah radliyallahu ‘anha ia berkata: Sesungguhnya saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Tidak (sempurna) shalat ketika makanan sudah disiapkan, dan tidak (sempurna pula) ketika menahan kencing dan berak”. [HR Muslim juz.1, hal. 393, no. 67)

Hadist di atas menjelaskan tentang tiga perkara yang dapat membuat nilai shalat menjadi tidak sempurna. Kepada para sahabat dan umatnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan bahwa hal pertama yang membuat shalat menjadi tidak sempurna adalah ketika makanan sudah disiapkan. Makanan adalah salah satu hal pokok manusia yang mendukung terpenuhinya kebutuhan pangan. Maka dari itu, makanan memiliki peran penting untuk membantu tubuh agar dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik. Terdapat saat-saat di mana manusia memang membutuhkan makan.

Salah satunya adalah di siang hari tepat saat adzan dzuhur berkumandang. Di kala ini, tentu saja kerap timbul dilema terutama bagi umat Islam yang hendak menunaikan shalat dzuhur namun tengah merasa lapar. Terkait kondisi ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan umatnya untuk menunda terlebih dahulu shalat dzuhur jika makanan telah disajikan. Bukan bermaksud untuk membelakangi kewajiban, namun shalat yang dilakukan dalam keadaan lapat sementara makanan telah ada dapat membuat konsentrasi terganggu. Pada akhirnya pelaksanaan shalat pun menjadi tidak sempurna.

Serupa tapi tak sama, nilai shalat juga tidak sempurna jika seorang Mukmin hendak melaksanakannya dalam keadaan menahan buang air. Baik yang kecil atau pun yang besar, hendaknya umat Islam harus terlebih dahulu menunda shalat karena keadaan menahan buang air dapat mengganggu konsentrasi tatkala beribadah. Selesaikan dahulu urusan terkait buang air juga untuk meminimalisir najis yang mungkin ada. Meski hal ini terdengar sepele, namun sejatinya memiliki dampak yang besar pada seluruh nilai shalat yang kita tunaikan. Maka dari itu, mari jaga kesempurnaan nilai shalat kita dengan menghindari tiga hal ini.