Masuk Surga merupakan pencapaian tertinggi bagi umat Islam. Bagaimana tidak? Surga menjadi tempat terakhir hidup kita di akhirat yang kekal dan abadi selamanya. Inilah mengapa, keinginan untuk bisa menjadi penghuni Surga sudah pasti dimiliki oleh setiap Mukmin. Meskipun demikian, hendaknya kita harus dapat senantiasa menjaga peluang tersebut dengan sebaik mungkin.
Bukan tanpa sebab, pasalnya ada beberapa keadaan yang membuat seseorang diharamkan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk masuk Surga. Hal ini sebagaimana diketahui dalam suatu hadits bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,
“Ada tiga orang yang Allah haramkan mereka masuk surga. Pecandu khamr, anak yang durhaka pada orang tua dan ad-dayyuts, yaitu orang yang setuju pada khabats (maksiat) yang dilakukan oleh anak-istrinya.” (HR. Ahmad no. 5372, disahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami no. 3052)
Kepada para sahabat dan umatnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan bahwa setidaknya ada tiga golongan orang yang diharamkan Allah masuk ke dalam Surga. Pertama, mereka adalah yang semasa hidup di dunia gemar mengonsumsi khamr. Khamr dikenal juga dengan sebutan minuman keras. Sesuai namanya, tak ada manfaat berarti bagi tubuh kita jika mengonsumsinya.
Sebaliknya, khamr dapat merusak kesehatan tubuh kita jika dikonsumsi tanpa adanya udzur tertentu. Atas dasar inilah Allah Ta’ala mengharamkan khamr karena membawa mudharat bagi manusia. Begitu pula dengan yang mengonsumsinya, Surga juga diharamkan atas mereka. Selanjutnya, orang yang juga diharamkan masuk Surga adalah mereka yang durhaka pada orang tua.
Salah satu hak orang tua adalah menerima bakti dari anak laki-laki mereka. Hal tersebut menjadi kunci utama bagi setiap kaum Muslimin untuk bisa mendapat peluang Surga. Oleh karenanya, melawan kepada mereka dianggap sebagai salah satu dosa besar yang sulit mendapat pengampunan kecuali orang tua telah ridha. Hal ini lantaran ridha Allah Ta’ala tergantung ridha orang tua.
Terakhir dan sering luput dari perhatian, golongan manusia yang juga haram masuk Surga adalah mereka yang menganggap biasa maksiat yang dilakukan oleh keluarganya. Hal ini mungkin terdengar sepele, namun bagi seorang suami dan juga ayah merupakan suatu kewajiban untuk menjaga keluarga mereka dari kemungkinan berbuat dosa dan maksiat.
Membiarkan anggota keluarga berbuat semaunya tanpa mengikuti aturan Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki arti bahwa ia mendukung perbuatan buruk yang dilakukan oleh anak dan istrinya. Maka dari itu, Allah mengharamkan dirinya untuk masuk ke dalam Surga karena dianggap sebagai pemimpin yang lalai dan tak mampu memelihara orang yang dipimpinnya dari dosa.